First Record Accipiter badius of Borneo
Accipiter
badius adalah salah satu jenis raptor
dari keluarga Accipitridae yang penyebarannya tercatat di India, Cina Selatan,
dan Asia Tenggara. Menurut literatur Accipiter
badius di Indonesia merupakan
pengunjung musim dingin yang tidak umum di dataran rendah Sumatera, tapi
kemungkinan karena jarang dikenali. Accipiter
badius berukuran sedang (32 cm), berwarna pucat Jantan: bagian atas abu-abu
pucat dengan bulu primer hitam kontras, tenggorokan putih dengan setrip abu-abu
samar di tengah tenggorokan, dada dan perut bergaris-garis merah karat dan
putih sempit melintang. Betina: seperti jantan, tetapi punggung coklat dan
tenggorokan abu-abu. Remaja: coklat abu-abu bersisik merah karat, bagian bawah
bergaris-garis coklat, ada setrip hitam di tengah tenggorokan (MacKinnon et all, 1998). Jenis ini cukup sulit
untuk dikenali karena memiliki banyak kemiripan dengan jenis Accipiter lainnya.
|
Accipiter badius perjumpaan pertama |
|
Accipiter badius perjumpaan ke-dua |
Tulisan ini melaporkan catatan perjumpaan pertama dengan
Accipiter badius untuk Kalimantan
yang belum diketahui sebagai penetap atau jenis migrasi. Berdasarkan catatan, Accipiter badius teramati sebanyak 2
kali perjumpaan dengan rentang waktu yang berbeda pada lokasi yang sama (08:40
AM, 10 Februari 2013 dan 08:20 AM, 10 Maret 2013, kawasan HCV perkebunan kelapa
sawit PT. MSM, Wilmar, Kotawaringin Tiamur, Kalteng).
Catatan pertama (08:40 AM, 10 februari 2013), Accipiter badius di lapangan teramati 1
individu keluar dari kawasan hutan terbang mengusir jenis lain (Accipiter trivirgatus) dan terbang
melingkar semakin tinggi ke atas terus menjauh dari kawasan hutan. Catatan
kedua (08:20 AM, 10 maret 2013), Accipiter
badius teramati 1 individu pada lokasi yang sama keluar dari kawasan hutan
terbang menyerang Elanus caerulaeus
yang merupakan jenis raptor yang dominan di lokasi tersebut. Seperti pada
perjumpaan pertama jenis ini terbang melingkar semakin tinggi ke atas dan
menjauh dari kawasan.
Selain Accipiter
badius pada kawasan yang memiliki luasan + 20 ha ini tercatat
perjumpaan dengan jenis raptor yang menetap pada kawasan tersebut lainnya,
seperti Elanus caeruleus, Spilornis cheela, Accipiter trivirgatus, Accipiter
gularis, dan Strix
leptogrammica. Kawasan ini
memiliki kepadatan yang cukup tinggi, karena pada kawasan berhutan yang tidak
jauh dari lokasi teramati perjumpaan dengan jenis lainnya, seperti Spizaetus cirrhatus, Pernis ptilorhynchus, Haliastur
Indus, Aviceda jerdoni, Microhierax fringillarius, Hieraaetus kienerii, Macheiramphus alcinus. Padatnya populasi pada kawasan
ini sangat mungkin dikarenakan semakin menyempitnya habitat akibat tingginya
tingkat defoestasi, namun selain itu bisa juga padatnya pada kawasan terjadi
karena luasnya areal berburu dan melimpahnya pakan yang tersedia.
Perjumpaan
pertama Accipiter badius ini
sangat menjadi temuan yang menarik, karena selain merupakan perjumpaan di
Kalimantan, jenis ini sangat jarang tercatat masuk ke Indonesia. Berdasarkan
hasil pengamatan maka perlu adanya penelitian lanjutan terhadap Accipiter badius untuk
mengetahui populasi dan kemungkinan bahwa jenis ini merupakan jenis penetap
Kalimantan.
Penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada Michal Zrust selaku project manager
Biodiversity and Oil Palm dari ZSL Indonesia beserta teman-teman ZSL Indonesia
di lapangan Lili Aris, Achmad S Suhada, Edwin Hermawan, dan Sugeng Wahyudi yang
mendukung dan menemani penulis saat pengamatan di lapangan. Terimakasih juga
kepada Surya Purnama dan Forendadi dari departemen HCV wilmar yang menjadi
teman diskusi. Selain itu terimakasih ini saya ucapkan untuk Asman Adi Purwanto
dari RAIN atas bantuan indetifikasi dan motivasinya.
Refrences
MacKinnon,
J., K. Phillips & B. van Balen. 1998. Burung-burung di Sumatera, Jawa,
Bali dan Kalimantan. Puslitbang Biologi LIPI and BirdLife International
Indonesia Programme, Jakarta. [In Indonesian]
Agus
Nurza, Mulyawati Dwi, Husnurrizal, et all.
2009. First Breeding Record of Shikra
Accipiter badius in Indonesia. Kukila 14.