DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP ORAN GUTAN
Keterancaman species akibat adanya perubahan iklim sudah berlangsung lama misalnya di benua Afrika dimana terjadinya perubahan pola migrasi berbagai spesies akibat adanya kekeringan. Saat ini, dampak perubahan iklim terhadap kelestarian berbagai spesies menjadi lebih besar akibat adanya aktivitas manusia.
Perubahan iklim merupakan ancaman sangat serius terhadap seluruh keanekaragaman hayati di bumi. Laporan IPCC (Internatinal Governmental Panel on Climate Change) menyatakan bahwa lebih dari 50% keanekaragaman hayati di Asia berada dalam keadaan terancam, khususnya karena adanya perubahan iklim (Cruz dkk., 2007). Berbagai studi pemantauan dampak perubahan iklim terhadap kelangsungan hidup berbagai spesies (termasuk burung, mamalia laut) telah mengungkapkan pola serta prakiraan kepunahan yang semakin jelas serta mengkhawatirkan. Dampak nyata perubahan iklim terhadap spesies akan berlangsung secara langsung (migrasi, reproduksi, serta meningkatnya wabah hama dan penyakit), maupun tidak langsung (perubahan distribusi dan besaran populasi).
Perubahan iklim merupakan ancaman utama baru pada abad ini dan seandainya emisi gas rumah kaca tidak dikendalikan hingga tahun 2050 atau lebih, maka akan terjadi bencana terhadap keanekaragaman hayati dengan dampak berjangka panjang.
Analisa perubahan iklim terhadap pola sebaran dan kelimpahan satwa burung sedunia, telah disintesis Wormrot dan Mallom pada tahun 2006. Perubahan iklim akan berpengaruh terhadap satwa burung, baik dalam aspek perilaku, kemampuan untuk berkembangbiak, maupun kemampuan untuk bertahan hidup Sementara itu dampak perubahan iklim terhadap pola distribusi paus dan lumba-lumba telah dianalisis Elliot dan Simmonds tahun 2007. Beberapa jenis mamalia laut diperkirakan akan berpindah menuju habitat optimal yang tersisa.
Perubahan iklim juga diprakirakan akan memberikan dampak terhadap orangutan secara tidak langsung, misalnya terhadap ketersediaan sumber dan kelimpahan pakan karena terpengaruhnya sistim perbungaan dan perbuahan pohon yang menjadi sumber pakannya.
Perubahan iklim juga berpotensi memberikan dampak terhadap habitat orangutan akibat munculnya kebakaran hutan yang dipicu oleh adanya perubahan suhu. Kekeringan yang luas yang terjadi di Kalimantan pada tahun 1997/1998 akibat El Nino telah menyebabkan terjadinya kebakaran hutan terbesar yang pernah ada dan telah membakar jutaan hektar hutan, termasuk habitat orangutan. Diperkirakan 1000 dari 40.000 orangutan (2,5%) menjadi korban pada kebakaran hutan besar tahun 1997. Sebagai suatu model diasumsikan bahwa bencana yang disebabkan oleh peristiwa El Nino yang hebat akan membunuh rata-rata 3,5 % orangutan dan oleh El Nino yang biasa, bencana ini akan menyebabkan terbunuhnya 1 % populasi orangutan (Singleton dkk., 2004)
Sumber :
Suhud, M, Saleh, C, 2007 (eds). Dampak Perubahan Iklim Terhadap Habitat Orangutan. WWF-Indonesia, Jakarta, Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar