Pelepasliaran Owa Jawa (Hylobates moloch) di Kawasan Gunung Puntang, Hutan Lindung Gunung Malabar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
15, Juni 2013
|
Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan membuka pintu kandang |
Hylobates moloch adalah satwa endemik Pulau Jawa yang populasinya sudah tidak terlalu banyak lagi, hanya 4000-4500 individu (Nijman, 2004 dalam IUCN). spesies ini hanya terdapat di beberapa kawasan yang terdapat di Jawa Barat dan Jawa Tengah sepeti Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Hutan Lindung Gunung Papandayan, Hutan Lindung Gunung Slamet, dan beberapa kawasan lainnya. Pada tahun 2008 menurut IUCN Hylobates moloch masuk ke dalam daftar satwa yang memiliki status endangered (terancam punah).
Pada 15 Juni 2013 Yayasan Owa Jawa melepasliarkan sepasang Hylobates moloch yang dilepaskan langsung oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di kawasan Gunung Puntang, Hutan Lindung Gunung Malabar, Bandung. Acara pelepasliaran dihadiri olaeh banyak pihak yaitu Menteri Kehutanan, Dirjen PHKA, Pemerintah Kabupaten, Kedutaan Amerika, Perhutani, Yayasan Owa Jawa, ZSL Indonesia, International Animal Rescue, teman-teman media, dan partisipan lainnya. Sepasang Hylobates moloch yang diberi nama Sadewa (jantan) dan Kiki (Betina) yang dilepas ini telah direhabilitasi di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Owa Jawa di Resort Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango selama 5 tahun yang sebelumnya merupakan peliharaan masyarakat yang diserahkan.
|
Sadewa dan Kiki, masih di kandang |
Sebelum dilepasliarkan Hylobates moloch melalui rangkaian rehabilitasi seperti kesehatan, sosialisasi, dan yang terakhir adalah habituasi dengan membiasakan hidup di tempat berhutan. Harus juga dipastikan bahwa mereka akan dapat mencari makan sendiri dan bertahan hidup di alam liar, karena sebelumnya sudah terbiasa dengan bantuan manusia. Sadewa dan Kiki dibawa sekitar 15 hari sebelum dilepaskan dengan disimpan dikandang habituasi yang dilakukan pengangkutan dari Resort Bodogol pada 29 Mei 2013.
|
Sadewa Setelah dilepas dari kandang |
Pada saat sambutan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan berharap Hylobates moloch yang dilepasliarkan pada kawasan Gunung Puntang tidak hanya satu pasang saja, karena akan kesepian mungkin bisa 2 atau 3 pasang bisa menyusul untuk dilepasliarkan. Selain itu harapan lainnya pelepasliaran yang dilakukan ini menandai perubahan budaya masyarakat Indonesia untuk tidak lagi mengejar, memburu, apalagi membunuh satwa-satwa, terutama yang terancam punah seperti Owa Jawa, Orangutan, Gajah, Harimau, Badak dan lain-lain. Sambil menunjukan foto Hylobates moloch yang matanya penuh harap sambil bercanda Zulkifli Hasan mengatakan tuh lihat "tolong manusia jangan kejem-kejem sama kami".
|
Kiki Setelah dilepas dari kandang |
Salah satu
alasan kenapa Sadewa dan Kiki dilepaskan di Gunung Puntang karena pada
kawasan ini sudah dipastikan adanya tumbuhan pakan dan sebelumnya pernah
diidentifikasi keberadaannya di kawasan Gunung Puntang pada tahun
1990-an, walaupun pada saat ini tidak ada satupun yang pernah dijumpai
lagi keberadaannya. Dengan adanya pelepasliaran di Gunung Puntang harapannya dapat
berkembang biak dan menambah populasinya, sehingga terhindar dari
kepunahan.
Setelah dilepasliarkan Sadewa dan Kiki akan dimonitoring perkembangannya selama beberapa bulan
untuk memastikan mereka dapat bertahan hidup dan kesehatannya terjaga.
selain untuk memastikan dapat bertahan hidup, tujuan dari monitoring
prilaku dan aktivitas harian ini adalah untuk menambah pengetahuan
mengenai
Hylobates moloch secara keilmuan.
|
Sadewa sudah mulai bergelantungan |
|
Peta area pengamatan Owa Jawa |
|
Kawasan Hutan Gunung Puntang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar