homephoto grallerybuku tamulinktentang kamihome

08 Juni, 2013

Elanus caeuleus

ELANG TIKUS Elanus caeruleus Desfotaines,1789
Hasil Dokumentasi di Lapangan "klik gambar untuk memperbesar"
Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan


Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan


Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan


Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan




Deskripsi: Berukuran kecil (30 cm). Berwarna putih, abu-abu, dan hitam. Berbercak hitam pada bahu, bulu primer hitam panjang khas. Dewasa: mahkota, punggung, sayap pelindung, dan bagian pangkal ekor abu-abu; muka, leher, dan bagian bawah putih. Pada waktu mencari mangsa, suka melayang-layang diam sambil mengepak-ngepakkan sayap. Remaja: sama dengan dewasa, tetapi bercorak warna coklat. Iris merah, paruh hitam dengan sera kuning, kaki kuning.

Suara: Siulan lembut "whiip, whiip", pada saat bertengger sering mengeluarkan suara serak.

Penyebaran global: Afrika, Erasia selatan, India, Filipina, Indonesia sampai P. Irian.

Penyebaran lokal dan status: Di Sumatera, Jawa, dan Bali, kadang-kadang terdapat sebagai penetap di dataran rendah terbuka dan habitat perbukitan sampai ketinggian 2.000 m. Tercatat sebagai pengembara secara lokal di Kalimantan.

Pakan: Memakan binatang pengerat dengan ukuran kecil(40-90 gram), Kelelawar, burung-burung kecil, reptil dan serangga. Berburu dari tenggeran sambil mengawasi pergerakan mangsanya. Terbang melayang pelan sambil mengawasi mangsa dan meluncur menangkap mangsanya ketika mangsa buruanya terlihat.

Berbiak : Di malaysia di ketahui melakukan breeding pada bulan Januari hingga juni. Untuk di sumatera April hingga Agustus. Sarang terbuat dari ranting-ranting dan daun atau serasah yang disusun rapi.
Telur yang dihasilkan antara 3-4 butir. Masa pengeraman 30-33 hari.

Kebiasaan: Bertengger pada pohon mati atau tiang telepon. Melayang-layang di atas mangsanya sambil mengepak-ngepakan sayapnya dengan diam di tempat. Suka berburu di daerah kering yang terbuka dan dengan pohon-pohon terpencar.

Cerita dari Lapangan: Merupakan jenis umum yang terdapat di perkebunan kelapa sawit, khususnya daerah Kalimantan Tenagah. Biasa hidup berpasangan, bahkan lebih dari 1 pasang, tinggal pada pohon-pohon kering yang berada di tepian hutan. Berburu mulai dari pagi, siang dan sore menjelang matahari terbenam. Pernah dijumpai 3 pasang pada satu tempat yang berdekatan. Sering terlihat mengusir jenis lainnya seperti Spilornis cheela dan Accipiter trivirgatus. Catatan yang yang cukup penting adalah Elanus caeruleus pernah dijumpai menempati sarang Accipiter trivirgatus yang aktif.

Status Perlindungan: Dilindungi Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya dan PP 7 dan 8 Tahun 1999. Appendix II CITES.

 

Sumber:  
MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa,Bali, dan Kalimantan. LIPI/BirdLife-Indonesian Programme, Bogor


 
selengkapnya >>

27 Mei, 2013

Spilornis Cheela

Elang Ular Bido - Spilornis cheela Latham, 1790
berikut ini adalah hasil dokumentasi di lapangan
Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan


Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan

Jawa
Jawa
Jawa

Sumatera
Sumatera
Sumatera





Deskripsi: Berukuran sedang (50 cm), berwarna gelap. Sayap sangat lebar membulat, ekor pendek. Dewasa: tubuh bagian atas coklat abu-abu gelap, tubuh bagian bawah coklat. Perut, sisi tubuh, dan lambungnya berbintik-bintik putih, terdapat garis abu-abu lebar di tengah garis-garis hitam pada ekor. Jambulnya pendek dan lebar, berwarna hitam dan putih. Ciri khasnya adalah kulit kuning tanpa bulu di antara mata dan paruh. Pada waktu terbang, terlihat garis putih lebar pada ekor dan garis putih pada pinggir belakang sayap. Ras Kalimantan berwarna lebih pucat dan coklat. Remaja: mirip dewasa, tetapi lebih coklat dan lebih banyak warna putih pada bulu. Iris kuning, paruh coklat-abu-abu, kaki kuning
Suara: Sangat ribut, melayang-layang di atas hutan, mengeluarkan suara nyaring dan lengking "kiu-liu", "kwiiikkwi", atau "ke-liik-liik" yang khas, dengan tekanan pada dua nada terakhir, dan "kokokoko" yang lembut.
Penyebaran global: India, Cina selatan, Asia tenggara, Palawan, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal dan status: Terdapat di seluruh Sunda Besar dan mungkin merupakan elang yang paling umum di daerah berhutan (dataran rendah) sampai pada ketinggian 1.900 m.

Berbiak: Musim Berbiak: Musim kawin di Pulau Jawa bulan Pebruari – Nopember
Sarang: relatif kecil, lebar 50-60 cm, kedalaman 10-30 cm, terdiri dari rantingranting dan pinggirannya disulam dedaunan hijau.
Jumlah Telur: Telur 1 butir (rata-rata 1-2), dengan masa pengeraman sekitar 35 hari atau lebih.

Pakan: Makanan utamanya reptilia seperti ular, juga kadal. Binatang pengerat kecil. Di kepulauan Andaman tercatat memakan kepiting dan belut.

Kebiasaan: Sering terlihat terbang melingkar di atas hutan dan perkebunan, antar pasangan sering saling memanggil. Pada saat bercumbu, pasangan memperlihatkan gerakan aerobatik yang menakjubkan walaupun biasanya tidak terlalu gesit. Sering bertengger pada dahan yang besar di hutan yang teduh sambil mengamati permukaan tanah di bawahnya.


Cerita dari Lapangan: Merupakan jenis yang umum, pernah dijumpai mulai dataran rendah + 50 mdpl hingga hutan dataran tinggi/pegununga + 2.000 mdpl. Lebih sering dijumpai bertengger di tempat yang teduh dibanding yang terang, dan sering terlihat terbang melingkar (soaring) berpasangan sambil mengeluakan suara.
Di Jawa Barat (Bukit Pembarisan/Taman Nasional Gunung Ciremai/Hutan Rakyat Kecamatan Cigugur/Gunung Mayana) hidup bersama jenis raptor lainnya dalam satu habitat dengan Spizaetus bartelsii, Spizaetus cirrhatus, Pernis ptilorhynchus, Ictinaetus malayensis, Falco moluccensis, Hireaaetus kinerii.
Di Kalimantan Tengah (Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit) hidup bersama jenis raptor lainnya dalam satu habitat dengan Spizaetus cirrhatus, Pernis ptilorhynchus, Accipiter gularis, Accipiter trivirgatus, Accipiter badius, Hieraaetus kienerii, Elanus caeruleus, Aviceda jerdoni.
Di Sumatera (Kawasan Perkebunan Kelapa Sawit  dekat pantai) hidup bersama jenis raptor lainnya dalam satu habitat dengan Spizaetus cirrhatus, Elanus caeruleus.
 
Status Perlindungan: Dilindungi Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya dan PP 7 dan 8 Tahun 1999. Appendix II CITES.

Sumber:  
MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa,Bali, dan Kalimantan. LIPI/BirdLife-Indonesian Programme, Bogor


 
selengkapnya >>

My Adventure







selengkapnya >>