homephoto grallerybuku tamulinktentang kamihome

15 Agustus, 2013

Hieraaetus kienerii

ELANG PERUT KARAT Hieraaetus kienerii Geoggroy Saint Hilaire, 1835
Rufous-bellied Eagle
Hasil Dokumentasi di Lapangan "klik gambar untuk memperbesar"
Jawa
Jawa
Jawa



Kalimantan
Kalimantan
Kalimantan









Deskripsi: Berukuran agak kecil (50 cm), berwarna coklat kemerahan, hitam, dan putih, dengan jambul pendek. Dewasa: mahkota, pipi dan tubuh bagian bawah kehitaman; ekor coklat dengan garis hitam tebal dan ujung putih.   Dagu, tenggorokan, dan dadanya putih, bercoret-coret hitam; sisi tubuh, perut, paha, dan bagian bawah ekor coklat kemerahan dengan coretan hitam pada perut. Pada waktu terbang terlihat bercak bulat yang pucat pada pangkal bulu primer. Remaja: tubuh bagian atas coklat kehitaman dengan bercak kehitaman pada mata, alis keputih-putihan, dan tubuh bagian bawah keputih-putihan. Iris merah, paruh kehitaman, sera dan kaki kuning.

Suara: Pekikan tinggi “cirrep”, didahului dengan nada-nada awal yang tinggi. Juga teriakan tinggi “kliu” (M&V).

Penyebaran global: India selatan, Himalaya, Asia tenggara, Filipina, Sulawesi, dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal dan status: Penghuni yang tidak umum pada kawasan hutan (sampai ketinggian 1.500 m) di Sunda Besar.

Pakan: Memakan burung termasuk ayam hutan dan merpati. Juga memakan mamalia anatara lain tupai.

Berbiak : Waktu berbiak Elang Perut Karat dibagian lain Asia dikatakan berbiak antara Desember - Maret (Srilanka dan India Selatan) dan February (Filipina) (Thiolay 1994; Robson 2000). Di Sumatera keberadaan burung muda bersama sarang teramati pada juli 2007 (Iqbal et al 2011). Sarang berukuran besar dibangun oleh sepasang induk di tajuk tertinggi pohon pada hutan yang lebat. Telur 1 butir yang dierami secara bergantian oleh induknya, sangat agresif dalam mempertahankan sarang ketika ada pengganggu.

Kebiasaan: Mendiami kawasan hutan dan pinggir hutan, terlihat berputar-putar atau meluncur rendah di atas pohon.

Cerita dari Lapangan: Merupakan jenis yang jarang dijumpai selama pengamatan, tercatat pernah dijumpai di kawasan perkemunan kelapa sawit, Kalimantan Tengah dan di Hutan Lindung Bukit Pembarisan Kuningan yang merupakan perbatasan antara sawah, ladang, kebun, pinus dan hutan alam. Perjumpaan pertama teramati pada 17 Oktober 2012 soaring di atas area perkebunan kelapa sawit, kalimantan tengah saat kondisi hujan gerimis. 
Perjumpaan kedua teramati pada 07 Agustus 2013 di Hutan Lindung Pembarisan aktif terbang dan bertengger mulai dari pagi hingga sore hari. Perjumpaan di HL Bukit Pembarisan awalnya dikira Accipiter sp. dari cara terbang dan suara yang dikeluarkan pada saat terbang(cirrrep-cirrrep-cirrrep-cirrrep/pii-pii-pii-pii). Individu remaja saat terbang terlihat mirip Osprey, dengan warna bagian bawah putih dan ada warna gelap pada sayap, serta bercak pada bagian pelipis dekat mata. Memiliki Kebiasaan terbang lebih sering dibanding jenis Spizaetus, dengan gaya terbang rendah diatas pohon hingga dasar diatas persawahan dan ladang, lalu soaring semakin tinggi.Jenis ini sebelumnya sudah pernah terdeteksi, namun karena peralatan yang terbatas pada waktu itu (pertengahan agustus 2012) jenis ini belum teridentifikasi. Selain kemampuan pengamat, peralatan yang memadai dianggap sangat penting untuk identifikasi jenis.

Status Perlindungan: Dilindungi Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya dan PP 7 dan 8 Tahun 1999. Appendix II CITES.

 

Sumber:  
MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa,Bali, dan Kalimantan. LIPI/BirdLife-Indonesian Programme, Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar